Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang membangun 285 rumah khusus (rusus) di daerah perbatasan di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rumah yang dibangun di daerah yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) tersebut menggunakan teknologi Rumah Instan Sehat dan Sederhana (RISHA) yang sudah memenuhi kategori Eco House.
“Eco House atau Eco Building adalah bangunan yang dibangun secara manual dengan tata cara atau kriteria perencanaan berorientasi pada rendahnya emisi dan rendahnya konsumsi energi serta berwawasan lingkungan, ” jelas Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Tata Bangunan dan Lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan Permukiman (Puslitbangperkim) Kementerian PUPR, Arvi Argyantoro.
“285 unit rumah khusus daerah perbatasan di Atambua yang saat ini sedang dibangun oleh Kementerian PUPR, menggunakan teknologi dari Puslitbangperkim,” tambahnya.
Sebagai informasi, RISHA mempunyai konsep bahwa seluruh komponen dapat dibongkar-pasang atau knock down system.
Keuntungan dari RISHA adalah dapat dibangun secara bertahap, dapat dikembangkan pada arah horizontal dan vertikal (2 lantai), dapat dibongkar pasang dan komponen ringan (maksimum 50 kilogram).
Kemudian pemasangan hanya satu hari, komponen dapat diproduksi secara home industrydalam upaya pengembangan UKM, fleksibilitas desain tinggi, tergantung kreativitas arsiteknya, dan dapat mengakomodasi potensi lokal (budaya maupun bahan bangunan).
Menurut Arvi, dalam membangun sebuah bangunan berwawasan lingkungan salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah efisiensi energi, baik saat bangunan tersebut jadi maupun pada saat pembangunannya.
“Di Kementerian PUPR saat ini sedang mengembangkan dan membuat beberapa teknologi yang disebut sebagai precast yang dibangun dipabrikan sehingga saat sampai di lokasi, langsung rakit, jadi tidak melakukan pembangunan yang mengeluarkan energi besar dan waktu,” ungkap Arvi.
Ia menyampaikan bahwa beberapa indikator desain bangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pemanfaatan energi alternatif, seperti energi surya untuk penerangan buatan pada bangunan, memanfaatkan sirkulasi udara alami serta pola daur ulang dalam upaya menurunkan emisi dan sejauh mana pemanfaatan bahan daur ulang dalam tahap konstruksi maupun tahap operasional.
Di lai sisi, Imam Muzakir, jurnalis bidang perumahan dari harian terkemuka berpendapat bahwa teknologi yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR bisa mempercepat Program Sejuta Rumah.
“Lebih baik mendorong lagi Puslitbangperkim agar menciptakan teknologi baru yang eco green sehingga Program Sejuta Rumah bisa dikejar, karena supply saat ini sangat kurang, sementara demand akan rumah murah sangat banyak,” ia mengatakan.
Foto: puskim.pu.go
Sumber : www.rumah.com